Hari-hari Menyebalkan di Jalan Berangkat Kerja

Bukan salahku, jika aku jadi orang terdepan yang akan tap-out kartu transjakarta, namun gagal karena sang supir tidak menyalakan mesinnya. Akhirnya harus menunggu mesin dinyalakan yang cukup butuh waktu lama. Namun ketika aku ingin tap ulang, notifikasi di mesin justru meminta untuk menunggu sedikit lebih lama. Aku tahu antrian menjadi sedikit terhalang, lalu orang-orang meneriakiku agar aku keluar saja dan tap out kartu di halte bawah terminal tempat bus ini berhenti karena mereka ingin segera keluar dari bus (katanya).

Tak ada yang bisa menjamin, itu akan berhasil. Lagipula, sedari awal aku juga merasa kurang setuju dengan sistem tap-out setiap naik-turun meski dari halte transit. Dan kemungkinan jika itu kulakukan, bisa saja kartuku akan terblokir dan tak bisa tap in lagi. Karena itu terjadi pada beberapa penumpang yang sering kulihat berkeluh kesah di laman media sosial. Atau sekalipun bisa, maksudku tunggulah sebentar. Mengapa mereka berteriak seperti aku baru saja mencuri.

Tak mau menanggapi teriakan dari penumpang di belakangku, aku akhirnya turun. Tapi mereka yang berteriak tidak langsung turun dan tap out di halte bawah terminal ini, seperti teriakan mereka. Semua orang di belakangku justru tap-out meski harus min 2 kali untuk berhasil. Mau tidak mau aku harus menunggu semuanya keluar, dan naik lagi ke bus untuk tap out, dua kali tap dan berhasil.

Hari ini aku belajar, ada banyak manusia yang akan mendorongmu untuk melakukan hal yang ((mungkin)) merugikanmu, tapi dirinya sendiri enggan melakukannya. Tak bisa kita hindari, orang-orang menyebalkan memang akan selalu datang silih berganti. Kita hanya perlu menahan diri untuk tak mengikuti apa kata orang dan sesekali menendangnya lebih dulu, jika ia terus berusaha mendorong kita untuk maju pada sesuatu yang mungkin membahayakanmu.


Komentar

Postingan Populer